Jumat, 01 Desember 2017
Minggu, 19 Februari 2017
TT5 LAB : Pengertian Ruang Gelap, Ruang Timbangan dan Ruang Alat
Ruang Gelap
Ruang Gelap yaitu suatu ruang yang ada di laboratorium yang steril. Ruang ini digunakan untuk kegiatan yang memang harus tidak boleh cahaya luar masuk kedalamnya. Misalnya percobaan-percobaan dengan lensa, cermin dan cahaya. Juga digunakan pemrosesan foto. Untuk pemrosesan foto diperlukan ruang yang mempunyai lebar sekurangkurangnya 2,5 m, agar dua siswa dapat bekerja bebas dikedua sisi bak cuci. Demikian pula diperlukan ruang yang sama luas untuk percobaanpercobaan dengan cahaya.
Ruang Timbang
Ruang ini khusus untuk menempatkan
berbagai neraca, terutama neraca halus (analitis) yang memang memiliki
ketelitian yang tinggi. Biasanya dilengkapi dengan meja timbang yang permanen
(meja beton). Tujuan digunakan meja timbang yang permanen ialah untuk menjaga
agar pada saat menimbang meja tidak goyang. Gerakan meja tempat alat timbang
pada saat timbangan dipakai sangat mempengaruhi hasil penimbangan. Neraca
jangan disimpan didalam ruangan yang digunakan untuk menyimpan zat kimia,
kecuali alat timbang/neraca yang kasar. Karena jika neraca halus itu disimpan
dalam ruang kegiatan belajarmengajar (laboratorium) akan cepat kotor dan
berkarat, sehingga tidak sempurna kerjanya. Dengan demikian hendaknya ruang
timbang tidak terbuka langsung dengan laboratorium.
TT4 LAB : TUPOKSI KEPALA, TEKNISI DAN LABORAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA LABORATORIUM
TUGAS POKOK DAN FUNGSI TEKNISI LABORATORIUM
TUGAS POKOK DAN FUNGSI LABORAN LABORATORIUM
TT2LAB:PERMENDIKNASNOMOR26TAHUN2008
SALINAN PERATURAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL NO 26 TAHUN 2008 MENGENAI STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH
http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20No%2026%20Tahun%202008.pdf
http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20No%2026%20Tahun%202008.pdf
TT1LAB:PERMENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2007
SALINAN PERATURAN KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL NO 24 TAHUN 2007 MENGENAI STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-menteri-pendidikan-nasional-nomor-24-tahun-2007-tentang-standar-sarana-dan-prasarana-untuk-sekolah-dasar-madrasah-ibtidaiyah-sd-mi-sekolah-menengah-pertama-madrasah-tsanawiyah-smp-mts-dan-sekolah-menengah-atas-madrasah-aliyah-sma-ma-.pdf
http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regulasi/peraturan-menteri-pendidikan-nasional-nomor-24-tahun-2007-tentang-standar-sarana-dan-prasarana-untuk-sekolah-dasar-madrasah-ibtidaiyah-sd-mi-sekolah-menengah-pertama-madrasah-tsanawiyah-smp-mts-dan-sekolah-menengah-atas-madrasah-aliyah-sma-ma-.pdf
Minggu, 12 Februari 2017
TT3 LAB : PERCOBAAN ATWOOD
Pesawat atwood adalah alat yang digunakan untuk yang menjelaskan hubungan antara tegangan, energi pontensial dan energi kinetik dengan menggunakan 2 pemberat (massa berbeda) dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol. Benda yang yang lebih berat diletakan lebih tinggi posisinya dibanding yang lebih ringan. Jadi benda yang berat akan turun karena gravitasi dan menarik benda yang lebih ringan karena ada tali dan katrol.
Galileo melakukan pengamatan mengenai benda-benda jatuh bebas. Ia menyimpulkan dari pengamatan-pengamatan yang dia lakukan bahwa benda - benda berat jatuh dengan cara yang sama dengan benda-benda ringan. Tiga puluh tahun kemudian,
Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara. Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orangpada saat itu (tetapi tidak diuji dengan eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan
bahwa,” Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda yang lebih ringan”
. Pada tahun 1678 Sir Isaac Newton menyatakan hukum pertamanya tentang gerak, yang sekarang kita kenal sebagai Hukum I Newton Hukum I Newton menyatakan “Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol”.
Robert Boyle, dalam sederetan eksperimen yang dimungkinkan oleh pompa vakum barunya, menunjukan bahwa pengamatan ini tepat benar untuk benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan dari gesekan udara. Galileo mengetahui bahwa ada pengaruh hambatan udara pada gerak jatuh. Tetapi pernyataannya walaupun mengabaikan hambatan udara, masih cukup sesuai dengan hasil pengukuran dan pengamatannya dibandingkan dengan yang dipercayai orangpada saat itu (tetapi tidak diuji dengan eksperimen) yaitu kesimpulan Aristoteles yang menyatakan
bahwa,” Benda yang beratnya sepuluh kali benda lain akan sampai ke tanah sepersepuluh waktu dari waktu benda yang lebih ringan”
. Pada tahun 1678 Sir Isaac Newton menyatakan hukum pertamanya tentang gerak, yang sekarang kita kenal sebagai Hukum I Newton Hukum I Newton menyatakan “Sebuah benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan apabila resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol”.
Secara matematis, Hukum I Newton dinyatakan dengan persamaan:
∑F = 0
Keterangan :
∑F = Resultan gaya (N)
Hukum di atas menyatakan bahwa jika suatu benda mula-mula diam maka benda selamanya akan diam. Benda hanya akan bergerak jika pada suatu benda itu diberi gaya luar. Sebaliknya, jika benda sedang bergerak maka benda selamanya akan bergerak, kecuali bila ada gaya yang menghentikannya. Konsep Gaya dan Massa yang dijelaskan oleh Hukum Newton yaitu Hukum I Newton mengungkap tentang sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaannya atau dengan kata lain sifat kemalasan benda untuk mengubah keadaannya. Sifat ini kita ini kita sebut kelembaman atau inersia. Oleh karena itu, Hukum I Newton disebut juga Hukum Kelembaman.
Hukum II Newton
“Setiap benda yang dikenai gaya maka akan mengalami percepatanyang besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya dan berbanding tebalik dengan besarnya massa benda.”
a = , ∑F = m a
Keterangan :
a = percepatan benda (ms-2)
m = massa benda (kg)
F = Gaya (N)
Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila gayanya konstan, maka percepatan yang timbul juga akan konstan Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda mengalami percepatan maka tentu akan ada gaya yang menyebabkannya. Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap yaitu :
Vt = V0 + at
Xt = X0 + V0t + ½ at2
V2 = V02 + 2a(Xt – X0)
Keterangan :
Vt = kecepatan akhir (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
V = kecepatan (m/s)
Xt = jarak akhir (m)
X0 = jarak awal (m)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Jika sebuah benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya, makapada gerak melingkar ini akan berlaku persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan gerak linear. Dalam hal ini ada besaran fisis momen inersia (momen kelembaman) I yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m) pada gerak linear. Momen inersia (I) suatu benda pada poros tertentu harganya sebanding dengan massa benda terhadap porosnya.
I ~ m
I ~ r2
Dimana harga tersebut adalah harga yang tetap
Hukum III Newton
Hukum III Newton menyatakan bahwa“Apabila benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua (disebut aksi) maka benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda pertama sama besar dan berlawanan arah dengan gaya pada benda pertama (reaksi).” Secara matematis dinyatakan dengan persamaan :
Faksi = - Freaksi
Keterangan :
F = gaya (N)
Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
1. sama besar
2. berlawanan arah
3. bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4. tidak saling meniadakan
5. bekerja pada benda yang berbeda
Gerak translasi
Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus. Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. Gerak lurus dapat dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
s = v t
Keterangan :
s = jarak tempuh (m)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan ( a = + ) atau perlambatan ( a = - ) Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II ( Σ F = m a)
Vt = V0 + at
Vt2 = V02 + 2aS
S = V0t + a t2
Keterangan:
V0= kecepatan awal (m⁄s)
Vt= kecepatan akhir (m⁄s)
a = percepatan (m⁄ s2)
t = waktu (s)
S = jarak yang ditempuh (s)
GLBB dibagi menjadi 2 macam :
a. GLBB dipercepat
GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin cepat, contoh GLBB dipercepat adalah gerak buah dari pohonnya.
b. GLBB diperlambat
GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat). Contoh GLBB diperlambat adalah gerak benda dilempar keatas.
Persamaan yang digunakan dalam GLBB sebagai berikut :
Untuk menentukan kecepatan akhir
v = v0 +/- at
Keterangan :
V = kecepatan (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah sebagai berikut:
s = v0t +/- 1/2 at2
V = kecepatan (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
s = jarak (m)
PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD
TUJUAN
Dengan dilakukannya percobaan ini,maka mahasiswa dapat mempelajari :
Dengan dilakukannya percobaan ini,maka mahasiswa dapat mempelajari :
1. Penggunaan Hukum-hukum Newton
2. Gerak beraturan dan berubah beraturan
3. Menentukan momen inersia roda/katrol
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
1) Pesawat Atwood
2) Stopwatch
2. Bahan
1) Keping, massa 2 gram dan 4 gram
METODE PERCOBAAN
1 . Gerak lurus beraturan
1. Timbangan beban m1,m2,m3,(usahakan m1=m2)
2. Letakan beban m1 pada penjepit P
3. Beban m1 pada pejepit P
4. Catat kedudukan penyangkut beban B dan meja C (secara table)
5. Bila penjepit P di lepas, m2 dan m3 akan dipercepat antara AB dan selanjutnya bergerak beraturan antara BC setelah tambahan beban tersangkut di B. catat waktu yang diperlukan gerak antara BC.
6. Ulangilah percobaan di atas engan mengubah kedudukan meja C (ingat tinggi beban m2)
7. Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan beban m3 yang lain.
Catatan : Seama serangkaian pengamatan berlangsung jangan mengubah kedudukan jarak antara A dan B.
2 Gerak lurus berubah beraturan
1. Aturlah kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan
2. Catatlah kedudukan A dan B (secara table)
3. Bila beban M1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus berubah braturan antara A dan B, catatlah waktu yang diperlukan untuk gerak ini.
4. Ulangilah percobaan di atas dangan mengubah-ubah kedudukan B catatlah selalu jarak AB dan waktu yang diperlukan.
5. Ulangilah percobaan diatas dengan mengubah beban M3.
SUMBER :http://kdkray.blogspot.co.id/2013/07/laporan-praktikum-fisika-dasar-pesawat.html
http://yonorio601.blogspot.co.id/2013/06/dasar-teori-pesawat-atwood.html
Langganan:
Postingan (Atom)